Kamis, 18 September 2008

materi pembelajaran di sd mapel pkn

Nama : Jari

NIM : 816 857 516

Kegiatan belajar 1

Hakikat Komunikasi Antarsosial Budaya

Indonesia mempunyai ragam budaya yang banyak sekali. Keberbedaan budaya ini hendaknya dipelihara sehingga memperkaya khasanah budaya bangsa yang tak ternilai harganya.

A. Pentingnya komunikasi antarsosial budaya

Budaya dari masing-masing etnik menempati wilayah atau area tertentu. Namun dengan adanya perkembangan masyarakat dan pembangunan di bidang transportasi dan pemukiman (transmigrasi) menjadikan tak ada satu propinsi pun yang dapat mengklaim bahwa di propinsinya hanya ada satu etnik. Dengan adanya pembauran budaya ini menjadikan komunikasi antar budaya menjadi sangat penting sekali. Adapun faktor-faktor yang menunjang pembauran budaya adalah :

  1. ketergantungan ekonomi dan perdagangan.
  2. transmigrasi
  3. teknologi transportasi

Bukan hal yang mudah untuk mempersatukan bangsa yang mempunyai ragam budaya, adat istiadat, kebiasaan, dan agama ini hidup rukun dan damai.

Untuk itu perlu dibangun komunikasi antar sosial budaya di seluruh negeri ini, termasuk antar kelompok yang selama ini berbeda satu sama lain.

B. Pengertian komunikasi antar sosial budaya

Masyarakat Indonesia saat ini cenderung untuk sulit menerima perbedaan budaya yang ada dalam negeri tetapi mudah menerima budaya dari bangsa-bangsa asing yang mungkin kurang cocok dengan kepribadian bangsa kita sendiri. Strategi untuk menanggulangi masalah yang ditimbulkan oleh kesalahpahaman antar budaya yaitu dengan menerapkan komunikasi antar budaya.

Komunikasi antar budaya adalah “komunikasi antara orang-orang yang memiliki kepercayaan, nilai, atau cara berprilaku kultural yang berbeda.” (De Vito,1997:479).

Adapun bentuk-bentuk komunikasi budaya di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut:

a. Komunikasi antar budaya, misalnya antara orang berbudaya Jawa, Tionghoa, Sunda, Batak, dan Papua.

b. Komunikasi antar ras yang berbeda, biasanya juga disebut komunikasi antar ras, misalnya antara orang ras melayu, mongolia, dan negro.

c. Komunikasi antar kelompok etnis yang bebeda, dan biasa disebut komunikasi antar etnis misalnya etnik sunda, batak, jawa, sasak, bugis dan dayak.

d. Komunikasi antara kelompok agama yang berbeda, misalnya Islam, Kristen, Budha, dan Hindu.

e. Komunikasi antar bangsa yang berbeda, misalnya orang Indonesia dengan orang Amerika, Inggris, Belanda, Jerman, Cina dan lain sebagainya.

f. Komunikasi antara subkultur yang berbeda, misalnya dokter, pengacara, guru, tukang becak dan lain sebagainya.

g. Komunikasi antara subkultur yang eksklusif, misalnya kaum golongan homoseksual dengan kaum manula.

h. Komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda, misalnya antara laki-laki dengan perempuan.

Cara komunikasi antar budaya dipengaruhi oleh budayanya masing-masing. Oleh karena itu harus dapat dimanfaatkan untuk memperkaya diri dalam rangka mengenali budaya yang lain.

Nama : Lilik Pujiastutik

NIM : 816 857 301

C. HAMBATAN-HAMBATAN DALAM MELAKSANAKAN KOMUNIKASI ANTARSOSIAL BUDAYA

Adapun hambatan-hambatan yang harus dihadapi dalam melaksanakan komunikasi antarsosial budaya adalah sebagai berikut.

a. Etnosentrisme

Yaitu prilaku kesukuan yang sempit akan menjadi kendala dalam memahami dan melakukan komunikasi antar budaya.

b. Kedaerahan

Rasa kedaerahan yang berlebihan juga akan menghambat komunikasi antar budaya, dimana orang “mencintai” daerahnya secara berlebihan.

c. Persepsi yang keliru tentang otonomi daerah

Berlakunya otonomi daerah ditafsirkan oleh penguasa daerah hanya untuk memakmurkan daerahnya dan rakyat yang berada dan berasal dari daerah itu sendiri.

d. Fanatisme sempit

Yaitu menganggap agama di luar yang “saya ” anut tidak baik dan kedudukannya lebih rendah.

Adapun beberapa cara untuk mengatasi hambatan tersebut adalah :

a. Menanamkan kesadaran bahwa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai golongan sosial budaya yang beraneka ragam. Dan ini adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tak ternilai.

b. Meningkatkan kesadaran, walaupun kita hidup dalam keberbedaan namun kita memilki persamaan yaitu sebagai warga negara Indonesia yang memiliki kewajiban dan hak yang sama, memiliki kesamaan dalam hukum, memiliki derajat yang sama sebagai makhluk Tuhan.

c. Menyadari bahwa kita juga warga dari kelompok sosial budaya tertentuyaitu sebagai warga negara Indonesia bahkan warga dunia. Oleh karena itu pada hakekatnya setiap manusia adalah saudara dan keluarga dari manusia yang lain.

d. Mengembangkan cara berpikir positif, dan menghindari berpikir negatif. Perbedaan sosial budaya adalah kekayaan khasanah budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu kita harus saling mendukung, mendorong dan bahu membahu mencapai masyarakat yang madani.

Nama : Tinarsih

NIM : 816 355 579

Kegiatan belajar 2

Karakter warga negara Indonesia yang baru.

Warga negara merupakan bagian dari suatu masyarakat dan bangsa. Karakteristik suatu masyarakat dan bangsa akan diwarnai oleh karakteristk warga negaranya. Maka untuk membangun suatu masyarakat dan bangsa, terlebih dahulu harus membangun karakter warganya. Di dalam membangun warga negara Indonesia yang mampu di bertahan di era globalisasi ini maka pendidikan memiliki peran yang sanga penting sekali. Untuk itu melalui pendidikan diharapkan setiap warga Indonesia memilki kemampuan, kreatifitas, dan keterbukaan. Selain itu warga masyarakat harus terbebas dari rasa ketakutan, dan bebas berkreasi untuk menyumbangkan kemampuannya dalam pembangunan negaranya.

Menurut HAR Tilaar (1998), masyarakat yang kita cita-citakan adalah masyarakat teknologi, masyarakat terbuka, dan masyarakat madani. Masyarakat teknologi adalah suatu masyarakat yang bukan hanya melek teknologi, tetapi juga mampu berpartisipasi aktif dalam kehidupan. Masyarakat terbuka adalah masyarakat, yaitu masyarakat yang mampu menyumbangkan kemampuannya dan mampu berkreasi untuk peningkatan mutu kehidupan masyarakat dan bangsanya. Sedangkan masyarakat madani adalah masyarakat yang saling menghargai satu sama lainnya, yang mengakui hak-hak manusia yang menghormati prestasi dari para anggota sesuai dengan kemampuan yang dapat ditunjukkan bagi masyarakatnya, serta memegang teguh etika pergaulan. Untuk mencapai masyarakar yang seperti itu maka diperlukan manusia yang menghargai perbedaan dan dapat hidup dalam suatu perbedaan. Menurut Deddy Mulyana, yaitu “Manusia antar Budaya”, yaitu seorang warga negara yang mencintai sesama warga negara tanpa memandang latar belakang sosial budaya. Yang dimaksud dengan manusia antar budaya adalah manusia yang berpikir, bersikap, dan beprilaku sebagai manusia yang menghargai, menghormati dan mampu berkounikasi dengan sesamanya dan hidup damai dalam masyarakat majemuk, masyarakat yang berbhineka tunggal ika.

Gurdy Kunst dan Kim (Deddy,2000: 233) menjelaskan bahwa “manusia antar budaya adalah orang yang telah mencapai tingkat tinggi dalam proses antar budaya yang kognisi, afeksi dan prilakunya tidak terbatas, tetapi berkembang melewati parameter-parameter psikologi sesuai budayanya. Ia memiliki kepekaan budaya yang berkaitan dengan kemampuan berempati terhadap budayanya tersebut.”. pendidikan kewarganegaraan saat ini diarahkan untuk membentuk warga negara yang demokratis melalui pembentukan manusia antarbudaya. Dengan kata lain, warga negara Indonesia yang baru adalah manusia antar budaya.

Pada dasarnya manusia antar budaya adalah warga negara Indonesia yang:

  1. meiliki pengetahuan, sikap dan prilaku yang tidak terbatas pada budaya tertentu.
  2. dapat hidup dalam masyarakat majemuk yang memiliki keragaman budaya.
  3. menghargai dan menghormati budaya yang beraneka ragam.

Nama : Yatik Dariati

NIM : 816 409 799

Manusia antarbudaya yang menjadi ciri warga Indonesia adalah tetap memilki ciri dan identitas budayanya sendiri, tetapi ia dapat hidup dan bergaul dalam masyarakat yang berbeda-beda budaya. Oleh Adler yang dikutip oleh Deddy mengatakan, bahwa manusia antar budaya adalah “ia tidak seutuhnya merupakan bagian ataupun sama sekali terpisah dari budayanya, alih-alih ia berada di perbatasan.”. Salah satu motto hidup yang mencerminkan manusia antar budaya adalah “dimana bumi berpijak di situ langit dijunjung” contoh motto yang lain misalnya “silih asah silih asih dan silih asuh”.

Adapun karakteristik warga negara Indonesia adalah sebagi berikut :

  1. kemampuan mengenal dan mendekati masalah sebagai masyarakat global.
  2. kemampuan bekerja sama dengan orang lain dan memikul tanggung jawab atas peran atau kewajiban dalam masyarakat.
  3. kemampuan untuk memahami, menerima dan menghormati perbedaan-perbedaan budaya.
  4. kemampuan berpikir kritik dan sistematik.
  5. kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara damai tan pa kekerasan.
  6. kemampuan mengubah gaya hidup dan pola makanan yang sudah biasa guna melindungi lingkungan.
  7. memiliki kepekaan terhadap dan mempertahankan hak asasi manusia.
  8. kemauan dan kemampuan berpartisi[asi dalam kehidupan politik pada tingkat pemerintahan lokal, nasional dan internasiaonal.

Adapun ciri-ciri manusia antar budaya menurut De Vito adalah :

  1. keterbukaan
  2. empati
  3. sikap mendukung
  4. sikap positif
  5. kesetiaan
  6. percaya diri
  7. kedekatan
  8. manajemen interaksi
  9. reorientasi pada pihak lain
  10. daya ekspresi

Nama : Lilis

NIM : 816 450 496

Karakter adalah sikap atau kebiasaan pikiran warga negara yang kondusif bagi berfungsinya dan kelangsungan sistem demokrasi (Margaret S. Branson, dkk 1999:180).

Pendapat ini sangat relevan dengan bangsa Indonesia yang sedang belajar berdemokrasi, dan kedua karakter warga negara tersebut cocok dan relevan dengan manusia antar budaya, pada dasarnya demokrasi adalah landasan untuk melakukan komunikasi antarsosial budaya.

Menurutnya karakter warga negara adalah sebagai berikut :

  1. keadaban (civility).
  2. tanggung jawab individu dan kecenderungan untuk menerima tanggung jawab pribvadi dan konsekwensi tindakan pribadi.
  3. disiplin diri dan penghormatan peraturan-peraturan untuk pemerintahan konstitusional (Amerika) tanpa perlu paksaan dari otoritas eksternal.
  4. rasa kewargaan (civic mindness) dan kehendak untuk mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.
  5. kemampuan untuk kompromi, menyadari bahwa nilai dan prinsip kadang-kadang saling bertentangan karena pengakuan bahwa tidak semua nilai prinsip bisa dikompromikan karena kadang-kadang kompromi bisa mengancam kelangsungan demokrasi.

Dari pendapat diatas maka kita bisa mengambil beberapa pendapat yang sesuai dengan karakter warga negara Indonesia yaitu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. mencintai sesama manusia, keluarga, masyarakat, manusia, bangsa dan tanah airnya
  3. menghormati sesama warga negara tanpa membedakan latar belakang sosial dan budayanya.
  4. dapat hidup bersama dalam masyarakat majemuk yang terdiri atas perbedaan budaya, etnik, agama, istiadat, dan sebagainya.
  5. toleransi keagamaan.

Nama : Pradina Ike Triwibawanto

NIM : 816 450 701

Ada dua kata dalam hidup bersama dan pergaulan dalam masyarakat majemuk yang anggotanya terdiri dari berbagai budaya yang berbeda yaitu simpati dan empati.

Milton J Bennet menjelaskan betapa pentingnya simpati dan empati sebagai karakteristik warga negara.

  1. simpati dikaitkan dengan asumsi “kesamaan” yang berkaitan dengan konsep sosial tentang budaya campuran. Simpati adlah strategi komunikasi yang tepat untuk menjalin komunikasi antar budaya. Bennet mendefinisikan simpati adalah “menempatkan diri kita secara imajinatif dalam posisi oarang lain”.
  2. empati mempunyai pengertian yang hampir mirip dengan simpati. Menurut Bennet empati adalah “partisipasi emosional dan intelektual secara imajinatif pada pengalaman orang lain”.

Kegiatan belajar 3

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk warga negara dan bangsa Indonesia. Negeri kita ini terdiri dari berbagi etnik, budaya, adat istiadat, agama dan sebagainya. Oleh karena itu salah satu keberhasilan dari pendidikan ditentukan dari kepedulian kita terhadap maslah keragaman sosial budaya ini. Karena pendidikan merupakan proses pembudayaan atau enkulturisasi, yaitu “proses untuk mentasbihkan seseorang mampu hidup dalam suatu budaya tertentu” (Dr. Zamroni, MA, 2001). Di sisi lain pendidikan juga memiliki peran sebagi pewaris kebudayaan (culture heritage).

Pada saat ini keberagaman menjadi sebuah ketakutan, yaitu terganggunya stabilitas nasional dan disintregasi bangsa. Hal ini bisa dikurangi dengan mengetahui prinsip-prinsip komunikasi antar budaya. Di dalam pendidikan ini sudah ditunjukkan oleh pemerintah dengan usaha untuk merespon berbagi permasalahn yang disebabkan oleh perbedaan. Dalam hal ini anak didik diberi bekal untuk hidup dalam masyarakat majemuk yang memiliki budaya yang sangat beragam.

Nama : Hadi Agus Sulianto

NIM : 816 450 693

Di dalam pendidikan dikenal istilah “pendidikan pluralistik”, yaitu suatu pendekatan yang digunakan dalam pendidikan yang siswa terdiri dari beragam sosial budaya, dan hidup pada lingkungan yang terdiri dari kehidupan yang beragam pula. Pendidika pluralistik dalam pendidikan tidak bermaksud untuk menyamakan budaya yang sangat beaneka ragam melainkan untuk memberi bekal pengetahuan dan pengalaman pada siswa bahwa kita berbeda sosial dan budayanya.

Pendidikan pluralistik memiliki 2 makna. Pertama sebagai sebagai sumber yang bahan belajar di sekolah, yaitu memberikan pengetahuan tentang keaneragaman budaya Indonesia. Kedua menerapkan pendekatan pluralistik dalam proses embelajara, yaitu pendekatan yang digunakan dalam memperlakukan siswa yang terdiri atas golongan sosial budaya.

Pendidikan pluralistik dilakukan dengan 3 jalur yaitu pendidika dalam keluarga, di masyarakat dan di sekolah. Dengan kaitannya dengan ini Yose Ortega mengatakan bahwa sekolah merupakan cermin masyarakatnya, apabila rusak masyarakatnya maka rusak pulalah sekolah (Zamroni, 2001). Oleh karena itu perbaikan atau pembentukan karakter warga negara melalui pendidikan di sekolah harus diimbangi dengan pendidika di masyarakat.

Materi komunikasi antar budaya ini di integrasikan dalam pelajaran PKn adapun pokok bahasannya adalah sebagai berikut :

  1. persatuan dan kesatuan
  2. cinta tanah air
  3. persamaan derajat
  4. persamaan hak dan kewajiban
  5. kerukunan
  6. keadilan
  7. gotong royong

dalam pembelajaran PKn ada dua strategi, yaitu pertama komunikasi sosial budaya sebagai substansi dan sumber belajar, dan kedua menggunakan pendekatan pluralistik dalam proses pembelajaran, yaitu dengan memperlakukan siswa yang berbeda latar belakang sosial budayanya dalam proses pembelajaran.

blog ini hanya meminta anda

bagi yang mempunyai program c bagi-bagi donk soalnya sudah lama saya coba untuk mencari di internet ga bisa. ada sich tapi ketika di instal selalu tidak sesuai yang diharapakan.
pengangakatan pns untuk guru kapan ya.......? kalau ada tolong beritahu donng di hadyas9@gmail.com